Kisah Muhammad Nursyamsurya, Sedih Membawa Puluhan Jenazah Covid-19 untuk Dimakamkan

Nursyamsura

Satu tugas telah dilaksanakan hari itu. Bukan berarti tugasnya telah selesai. Tugas lainnya sudah menunggu. Belum kelar tugas baru ini, telah datang tugas lainnya melalui sambungan telepon. Di balik kemudinya, ingin rasanya ia berteriak kepada orang-orang yang masih di jalan dan membuat jalanan macet. Tidak sedikit pula yang masih berkumpul-kumpul di tempat umum. Tapi jenazah terbungkus plastik dalam peti mati yang dibawanya jauh lebih penting.

Pekerjaannya sebagai supir mobil jenazah tidak pernah seberat beberapa minggu terakhir ini. Rasanya ingin mengeluh saja tapi dia sadar keluhnya tidak menyelesaikan apapun. Apalagi menyelesaikan pandemi ini. Yang bisa dilakukannya adalah berbesar hati dan melaksanakan tugasnya dengan baik.

Hari-hari biasa, Muhammad Nursyamsurya hanya perlu mengenakan pakaian dinas biasa untuk menjalankan tugasnya ini. Namun sejak pandemi Covid-19 muncul di Indonesia, dia harus bertugas dengan pakaian pelindung lengkap, mulai dari hazmat, sarung tangan, dan masker. Padahal, bertugas sambil mengenakan APD lengkap ini membuatnya geraknya menjadi terbatas.

Tugasnya sama berbahayanya dengan para petugas medis yang merawat pasien positif Covid-19. Bedanya, dia bertemu dengan mereka yang sudah meninggal dunia. Pekerjaanya sebagai sopir mobil jenazah yang mengangkut pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia menjadikannya orang dengan risiko tinggi terpapar virus yang sama.

Jika diberi kesempatan, Nursyamsurya juga ingin berada di rumah saja bersama dengan keluarga seperti yang dianjurkan oleh pemerintah. Namun hal ini tidak bisa dilakukannya karena dalam sehari, dia harus mengantarkan puluhan jenazah untuk dimakamkan.

Melihat hal tersebut, Nursyamsurya yang sebelumnya merasa takut dan khawatir tertular virus corona, berubah menjadi perasaan sedih. Ada begitu banyak orang yang meninggal setiap harinya di masa pandemi ini. Ditambah lagi kesadaran masyarakat yang masih minim membuat Nursyamsurya semakin sedih.

Sebagai petugas yang tahu betul kondisi di lapangan, Nursyamsurya merasa miris dengan orang-orang yang tidak mau mematuhi anjuran dari pemerintah. Masih banyak orang yang berkerumun, masih banyak orang yang tidak menerapkan jaga jarak, juga masih banyak orang yang tidak memakai masker. Padahal, bahaya dari virus ini jelas adanya.

Ketika dia harus pulang ke rumahnya di daerah Cibinong, Bogor, Nursyamsurya harus membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan keluarganya. Semua pakaian dan peralatan yang dibawanya dibersihkan dengan desinfektan. Begitu juga dengan motor yang dikendarainya. Selesai membersihkan diri, Nursyamsurya baru akan menyapa keluarga di rumah.

Harapan Nursyamsurya tidak muluk-muluk. Dia ingin orang-orang mengikuti anjuran pemerintah untuk melaksanakan kegiatannya di rumah saja. Ini akan memutus rantai penyebaran Covid-19 sehingga pasien positif Covid akan semakin berkurang, pasien yang meninggal karena covid juga berkurang, dan ini akan meringankan beban pekerjaannya.
Semudah itu membantu kehidupan Nursyamsurya. Anda bisa memberikan kehidupan yang ‘normal’ untuk para petugas yang berjuang di garda terdepan. Cukup di-#AwaliDenganKebaikan kecil, yaitu dengan berada di rumah saja, Anda sudah ikut membantu beban pekerjaan mereka yang berat.

Selain itu, Anda juga bisa berkontribusi memberikan bantuan melalui program sosial. Allianz, perusahaan Asuransi Syariah Indonesia ini mengajak Anda ikut berkontribusi dalam program sosial yang dijalankannya dengan memiliki Produk Asuransi Syariah dari Allianz. 

Nantinya, sebagian dari dana asuransi yang anda bayarkan akan digunakan untuk membiayai program sosial tersebut. Program ini ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan dan juga sosok-sosok inspiratif seperti Muhammad Nursyamsurya. Anda juga bisa berkontribusi lebih banyak dengan memanfaatkan fitur wakaf yang tersedia.

Dengan cara ini, Anda tidak hanya memberi manfaat kebaikan kepada orang lain, namun juga memberikan manfaat perlindungan terbaik untuk Anda sekeluarga. Bukankah di masa pandemi ini salah satu yang dibutuhkan adalah perlindungan terbaik?

Posting Komentar

0 Komentar