Pinjaman Online, Rentenir Jaman Now ?

Jangan bermudah-mudah dengan utang! Begitu pesan dari guru SMP saya dulu. Beliau memang sangat keras dengan masalah utang piutang, apalagi yang menyangkut dana cukup besar. Bukan apa, tapi masalah utang atau jika saat ini populer dengan Pinjaman Online ini memang tidak bisa dianggap sepele dan berhubungan dengan kepercayaan terhadap seseorang. Kalau tidak bayar dan mangkir, yang bersangkutan akan dicap buruk, bukan? 

 Pinjaman Online

Masalah utang piutang saat ini rupanya semakin hebat daripada sebelumnya. Jika dulu utang hanya sebatas antar individu, lalu mulai disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya, saat ini utang juga sudah merambah dunia maya atau yang akrab disebut pinjaman online. Pilihannya beragam, tinggal pilih di Play Store atau situs-situs penyedia, pinjaman dapat dengan mudah diajukan. 

Tapi benarkan pinjaman online menguntungkan bagi nasabahnya?

Berdasarkan pengalaman beberapa orang, pinjaman online tak kalah beda dengan rentenir. Penulis kerap menemui keluhan secara langsung dan tidak langsung, yang isinya ya itu tadi, mengeluhkan ngerinya cara para ‘rentenir’ menagih utang sebelum waktunya. Padahal menurut mereka, para nasabah, jatuh tempo utangnya masih cukup lama sehingga rasanya cukup aneh jika ditagih beberapa hari sebelumnya.

Belum lagi cara penagihan yang dinilai tidak sopan dan tidak manusiawi, yang beberapa di antaranya tersebar dan viral di media sosial. Salah satunya melalui telepon langsung kepada para nasabah yang dinilai belum bayar kewajibannya, di mana si pemberi utang atau kreditur menelepon dan memaki-maki nasabah yang terlambat bayar. Bahkan dari percakapan yang beredar luas, yang bersangkutan menggunakan kata-kata tidak sopan dan merendahkan harga diri seseorang, seperti kata ‘bodoh’ atau bahkan menyuruh nasabahnya jual diri untuk dapat melunasi utangnya.

Apakah ini yang namanya menguntungkan, jika harga diri sendiri seolah diinjak-injak dengan kata-kata kasar? Padahal untuk melakukan penagihan, bukankah dapat menggunakan kalimat yang santun, seperti ketika melayani pengajuan pinjaman di awal?

Keluhan yang saya terima dan baca di media sosial, para nasabah kerap diperlakukan seperti itu. Seolah harga diri mereka digadaikan ketika menyetujui pinjaman yang jumlahnya tidak sampai puluhan juta Rupiah. Sikap debt collector yang melakukan penagihan tak jauh beda dengan para rentenir di kampung, yang seringkali menggunakan kata-kata kasar hingga ancaman, untuk menagih utang atau cicilan yang ditugaskan padanya untuk dilakukan penagihan.

Penagihan juga kadang dinilai sangat mengganggu privasi nasabah. Tak jarang, ada pesan singkat yang dikirim ke seluruh kontak, yang meminta penerima mengingatkan anda untuk segera membayar utang dengan besaran dan lama tunggakan yang tertera sangat jelas. Dari mana mereka mengetahui kontak anda? Tak lain adalah ketika anda menyetujui aplikasi pinjaman online untuk mengakses data-data pribadi di ponsel, khususnya kontak yang ada simpan.

Sehingga jika anda terlambat membayar angsuran dari tanggal yang sudah disepakati, pesan singkat dari perusahaan penyedia jasa sudah siap diterima oleh seluruh kontak yang anda miliki. Malu? Sudah pasti. Apalagi jika kontak kita adalah orang-orang penting seperti pejabat, misalnya. Nominal kecil saja sudah membuat kita malu jika ketahuan berutang, apalagi jika hingga puluhan juta dan dikatakan sudah menunggak. Padahal faktanya, jatuh tempo masih beberapa hari lagi, tapi kita sudah ditagih ke sana ke mari.

Dari sisi lain, yang bersangkutan memang memiliki utang yang harus dibayar sebelum jatuh tempo. Mau pinjaman dari perbankan atau lembaga keuangan konvesional lainnya, semuanya berlaku sama. Jika anda berhutang, tentu sudah menjadi kewajiban untuk dibayar, berapapun nominalnya.

Yang sering terjadi adalah, nasabah yang bersangkutan juga tidak menyadari risiko-risiko yang akan dihadapinya jika mengajukan pinjaman online. Salah satu yang paling mendasar adalah risiko bocornya kontak seperti yang kita bahas di atas. Untuk itu jangan gampang menyetujui akses dari aplikasi yang akan kita install di ponsel pintar. Karena sekali saja anda menyetujui akses, maka kontak yang dimiliki akan dengan mudah digandakan oleh perusahaan penyedia jasa pinjaman. Jika kontak sudah dimiliki, maka dengan mudah si perusahaan tersebut juga akan mempromosikan pinjaman online kepada kontak yang kita punya melalui pesan singkat.

Belum lagi masalah bunga yang cukup besar. Kendati menawarkan bunga rendah, nyatanya nilai tersebut akan rendah jika anda memiliki jaminan yang nilainya cukup besar. Jika hanya bermodalkan KTP saja, tentu tidak mungkin bunga yang anda tanggung di bawah 1 persen. Karena semakin besar risiko kredit anda macet, semakin besar pula bunga yang ditetapkan untuk menghindari kerugian dari perusahaan yang menyediakan jasa pinjaman tersebut. Mereka tak mungkin ingin rugi dengan memberikan anda bunga rendah, jika jaminan saja tidak ada.

Intinya, jangan semata-mata karena ingin mudah, lalu anda langsung memilih pinjaman online tanpa memikirkan risiko dan dampak yang akan dihadapi. Apalagi jaman sekarang tidak ada yang gratis, begitu pun pinjaman yang diberikan tentu ada bunga besar yang seringkali bahkan sangat memberatkan bagi si nasabah. Belum lagi malu yang harus ditanggung jika pesan singkat yang disebar ke semua kontak oleh si penyedia jasa. 

Benar kata guru SMP saya, jangan bermudah-mudah dengan utang, apalagi jika hanya sekadar untuk hura-hura dan kebutuhan yang tidak terlalu penting. Ingat, hidup bukan hanya untuk bergaya, apalagi jika uangnya bukan hasil jerih payah sendiri. Boleh melakukan pinjaman online asal cermat dan gunakan untuk hal yang berguna . Ingin tahu mengenai pinjaman online silahkan kunjungi https://www.cekaja.com/kredit/pinjaman-online

Posting Komentar

2 Komentar